Saturday 22 October 2011

Read Quran Surah Al Anfal:7:179 .. How do you use your HEART and EYE???




سُوۡرَةُ الاٴعرَاف
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ ڪَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ‌ۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ بِہَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُونَ (١٧٩)


Surah Al-Araf
And surely, We have created many of the jinn and mankind for Hell. They have hearts wherewith they understand not, and they have eyes wherewith they see not, and they have ears wherewith they hear not (the truth). They are like cattle, nay even more astray; those! They are the heedless ones. (179)


Surah Al-Araf
Already have We urged unto hell many of the jinn and humankind, having hearts wherewith they understand not, and having eyes wherewith they see not, and having ears wherewith they hear not. These are as the cattle - nay, but they are worse! These are the neglectful. (179)







===












-

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ رُزَيْقٍ أَبُو شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَطَاءٌ الْخُرَاسَانِيُّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

The Messenger of Allah said, “There are two [types of] eyes which the Fire will never touch: an eye which weeped out of fear (khashyah) of Allah; and an eye which spent a night in the path of Allah, guarding [the Muslims].

(Sunan al-Tirmidhi)


http://tmr123.wordpress.com/2011/04/25/eyes-the-fire-will-never-touch/















http://www.authentictauheed.com/2011/05/most-kuffar-will-not-believe-sh-faisal.html

Friday 21 October 2011

Read Quran:Surah Al-Haqqah - Recited By Shiekh Maher Al-Mu'ayqali


Surah Al-Haqqah - Recited By Shiekh Maher Al-Mu'ayqali

Surah Al-Haqqah - Recited By Shiekh Maher Al-Mu'ayqali













Sheikh Maher Al-Mu'ayqali reciting Surah Al-Haqqah(The Inevitable), Chapter 69

menulis itu sukar?




Positive Thinking dalam Menulis

(Oleh: Rusdin S. Rauf, pemerhati kehidupan)



source


http://rusdin.wordpress.com/2007/09/16/positive-thinking-dalam-menulis/






Beberapa kawan pernah mengatakan pada saya, “Menulis itu susah banget, emang sih teori menulis itu mudah, tapi tak semudah praktiknya.” Mendengar pernyataan itu saya terdiam sesaat.

“Menulis itu mudah kawan!” ujarku dalah hati.

Saya tidak berkomentar apa pun. Saya hanya diam mendengarkan semua curahan isi hatinya. Saya tatap matanya. Tak satu pun kata-kata meluncur dari bibir tipisku ini, kecuali, “Cukup!”

Malam harinya, saya teringat sebuah buku yang mengutarakan betapa mudahnya menulis. Saya lupa judul bukunya. Saya pun mencoba membuka lembaran memori masa silam. Tapi, saya benar-benar lupa.

Akhirnya, tanpa berpikir panjang, kukumpulkan buku-buku yang mengupas seputar permasalahan tulis-menulis. Sepuluh menit waktu yang cukup mengambil bukuku yang terpajang di rak lemari. Saya sengaja meletakkannya di tempat yang mudah terlihat supaya menjadi motivasi bagiku untuk terus menulis. Saya kumpulkan semuanya. Jumlahnya tak kurang dari lima belas buku. Kulihat buku-buku itu: 6 langkah jitu agar tulisan anda makin hidup dan enak dibaca karya Wahyu Wibowo, Dunia Katanya ustad Fauzi Adhim, Quantum Writing Hernowo, Creative writing-nya AS Laksana, biografikarier-nya Laura Ingalls Wilder, sampai pada buku yang terakhir: biografikarier-nya Stephen King.

Mataku tertuju pada buku yang terakhir itu. Seolah-olah sinyal-sinyal memori masa laluku kembali membaik. Kubuka berlahan-lahan buku itu. Oh my good, thanks banget. Akhirnya usaha buka-bukaan pada malam itu tak sia-sia, kutemukan apa yang kucari. Mau? Berikut kutipannya:

Terbebas dari beban mencari pekerjaan tambahan untuk menafkahi keluarganya, Stephen membuat rutinitas menulis yang dia ikuti secara ketat selama bertahun-tahun…[semenjak awal kariernya sebagai penulis pemula]. Pada pagi hari, setelah berjalan-jalan jauh, dia menulis selama kira-kira tiga jam…[ini yang saya sebut: menulis marathon], siang harinya, selain menghadapi urusan bisnis dan korespondensi, dia biasanya mencurahkah beberapa jam menuangkan gagasan untuk proyek buku berikutnya. Selain itu, ia menyediakan beberapa jam sehari untuk membaca karya-karya pengarang favorit yang baru maupun lama… Jarang dia melanggar jadwalnya bahkan pada hari ulang tahunnya ataupun natal. (biografikarier Stephen King, hal. 70)

Wow, luar biasa, bukan? Ternyata, satu kesimpulan yang kudapatkan, menulis itu mudah. Kok bisa? Ya bisa dong! Mungkin kesulitan yang Anda alami itu karena keterbatasan diri Anda. Maaf, maksud saya keterbatasan cara Anda berfikir. Begini…ketika Anda berfikir bahwa menulis itu susah, maka Anda pun menjadikan kegiatan tulis menulis itu sebagai kegiatan yang amat sangat membosankan. Anda muak menulis. Bahkan, yang paling menyakitkan, Anda tak pernah memulai menulis. Yang ada hanyalah pengeluhan-pengeluhan yang tak pernah berujung.

Coba Anda baca kembali kutipan saya di atas! Apa kesimpulan Anda? Ternyata, menulis itu membutuhkan keseriusan, membutuhkan komitmen, dan membutuhkanpositive thinking, bukan? Bayangkan saja, kalau para penulis hebat seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, JK. Rowling, Thomas Armstrong, Ian Marshal, dll tidak memiliki positive thinking, boleh jadi karya-karya mereka tak kunjung ada dipasaran.

Memang benar, menulis membutuhkan bakat. Saya sangat amat setuju. Tapi, hasil pembacaan saya dari beberapa biografi penulis hebat di atas, mereka tergerak menulis bukan karena mereka menyadari bahwa mereka memiliki bakat. Oh, tidak kawan. Justru mereka terusik oleh tuntunan jiwa untuk berkarya, untuk mencerahkan, dan untuk mencerdaskan orang lain. Tujuan-tujuan mulia itulah yang menghantarkan mereka ke pintu kejayaan personal maupun kejayaan publik. Inilah yang saya senang menyebutnya Emotional Spiritual Writing (ESW).

Apa itu ESW? Anda tertarik? Silahkan baca postingan saya beberapa bulan lalu. Di situ sudah saya uraikan sedikit mengenai konsep ESW.

Kembali ke kawan saya tadi. Saya tidak hendak memojokkannya. Sungguh tidak. Dia benar. Boleh jadi, ia berfikir seperti itu (menulis itu sukar) karena sebabhistorical atau sebab budaya lingkungan yang membentuk karakternya. Jadi, salah siapa? Tidak ada yang salah atau yang benar. Yang ada hanyalah kesalahan dalam memandang sebuah permasalahan. Itulah sumber malapetaka terbesar dalam hidup Anda (termasuk saya tentunya).

Tapi, jangan khawatir! Anda punya banyak waktu membenahi semuanya. Anda punya segudang kesempatan mengubah sudut pandang berfikir Anda. Anda hanya butuh cara membasmi “virus-virus” negative thinking dalam menulis.

Lantas, bagaimana cara terefektif menghilangkan pikiran-pikiran negative untuk menulis? Mudah kawan! Jawabnya adalah hidupkan nuansa ESW Anda. Insya Allah, Anda segera menjadi seorang penulis best seller untuk diri Anda sendiri. Tertarik dengan ESW saya, lagi-lagi silahkan Anda mengaksesnya, seingat saya, postingan tersebut sebulan yang lalu.

Akhirnya…sampai ketemu pada kesempatan depan. Insya Allah, saya akan menuliskan beberapa cara membangun komitmen menulis, termasuk di dalamnya saya akan jelaskan teori menulis marathon. Mohon doanya biar saya tetap sehat walafiat…

Salam hangat dariku,

Pemerhati kehidupan,

menulis itu sukar?




Positive Thinking dalam Menulis

(Oleh: Rusdin S. Rauf, pemerhati kehidupan)



source


http://rusdin.wordpress.com/2007/09/16/positive-thinking-dalam-menulis/






Beberapa kawan pernah mengatakan pada saya, “Menulis itu susah banget, emang sih teori menulis itu mudah, tapi tak semudah praktiknya.” Mendengar pernyataan itu saya terdiam sesaat.

“Menulis itu mudah kawan!” ujarku dalah hati.

Saya tidak berkomentar apa pun. Saya hanya diam mendengarkan semua curahan isi hatinya. Saya tatap matanya. Tak satu pun kata-kata meluncur dari bibir tipisku ini, kecuali, “Cukup!”

Malam harinya, saya teringat sebuah buku yang mengutarakan betapa mudahnya menulis. Saya lupa judul bukunya. Saya pun mencoba membuka lembaran memori masa silam. Tapi, saya benar-benar lupa.

Akhirnya, tanpa berpikir panjang, kukumpulkan buku-buku yang mengupas seputar permasalahan tulis-menulis. Sepuluh menit waktu yang cukup mengambil bukuku yang terpajang di rak lemari. Saya sengaja meletakkannya di tempat yang mudah terlihat supaya menjadi motivasi bagiku untuk terus menulis. Saya kumpulkan semuanya. Jumlahnya tak kurang dari lima belas buku. Kulihat buku-buku itu: 6 langkah jitu agar tulisan anda makin hidup dan enak dibaca karya Wahyu Wibowo, Dunia Katanya ustad Fauzi Adhim, Quantum Writing Hernowo, Creative writing-nya AS Laksana, biografikarier-nya Laura Ingalls Wilder, sampai pada buku yang terakhir: biografikarier-nya Stephen King.

Mataku tertuju pada buku yang terakhir itu. Seolah-olah sinyal-sinyal memori masa laluku kembali membaik. Kubuka berlahan-lahan buku itu. Oh my good, thanks banget. Akhirnya usaha buka-bukaan pada malam itu tak sia-sia, kutemukan apa yang kucari. Mau? Berikut kutipannya:

Terbebas dari beban mencari pekerjaan tambahan untuk menafkahi keluarganya, Stephen membuat rutinitas menulis yang dia ikuti secara ketat selama bertahun-tahun…[semenjak awal kariernya sebagai penulis pemula]. Pada pagi hari, setelah berjalan-jalan jauh, dia menulis selama kira-kira tiga jam…[ini yang saya sebut: menulis marathon], siang harinya, selain menghadapi urusan bisnis dan korespondensi, dia biasanya mencurahkah beberapa jam menuangkan gagasan untuk proyek buku berikutnya. Selain itu, ia menyediakan beberapa jam sehari untuk membaca karya-karya pengarang favorit yang baru maupun lama… Jarang dia melanggar jadwalnya bahkan pada hari ulang tahunnya ataupun natal. (biografikarier Stephen King, hal. 70)

Wow, luar biasa, bukan? Ternyata, satu kesimpulan yang kudapatkan, menulis itu mudah. Kok bisa? Ya bisa dong! Mungkin kesulitan yang Anda alami itu karena keterbatasan diri Anda. Maaf, maksud saya keterbatasan cara Anda berfikir. Begini…ketika Anda berfikir bahwa menulis itu susah, maka Anda pun menjadikan kegiatan tulis menulis itu sebagai kegiatan yang amat sangat membosankan. Anda muak menulis. Bahkan, yang paling menyakitkan, Anda tak pernah memulai menulis. Yang ada hanyalah pengeluhan-pengeluhan yang tak pernah berujung.

Coba Anda baca kembali kutipan saya di atas! Apa kesimpulan Anda? Ternyata, menulis itu membutuhkan keseriusan, membutuhkan komitmen, dan membutuhkanpositive thinking, bukan? Bayangkan saja, kalau para penulis hebat seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, JK. Rowling, Thomas Armstrong, Ian Marshal, dll tidak memiliki positive thinking, boleh jadi karya-karya mereka tak kunjung ada dipasaran.

Memang benar, menulis membutuhkan bakat. Saya sangat amat setuju. Tapi, hasil pembacaan saya dari beberapa biografi penulis hebat di atas, mereka tergerak menulis bukan karena mereka menyadari bahwa mereka memiliki bakat. Oh, tidak kawan. Justru mereka terusik oleh tuntunan jiwa untuk berkarya, untuk mencerahkan, dan untuk mencerdaskan orang lain. Tujuan-tujuan mulia itulah yang menghantarkan mereka ke pintu kejayaan personal maupun kejayaan publik. Inilah yang saya senang menyebutnya Emotional Spiritual Writing (ESW).

Apa itu ESW? Anda tertarik? Silahkan baca postingan saya beberapa bulan lalu. Di situ sudah saya uraikan sedikit mengenai konsep ESW.

Kembali ke kawan saya tadi. Saya tidak hendak memojokkannya. Sungguh tidak. Dia benar. Boleh jadi, ia berfikir seperti itu (menulis itu sukar) karena sebabhistorical atau sebab budaya lingkungan yang membentuk karakternya. Jadi, salah siapa? Tidak ada yang salah atau yang benar. Yang ada hanyalah kesalahan dalam memandang sebuah permasalahan. Itulah sumber malapetaka terbesar dalam hidup Anda (termasuk saya tentunya).

Tapi, jangan khawatir! Anda punya banyak waktu membenahi semuanya. Anda punya segudang kesempatan mengubah sudut pandang berfikir Anda. Anda hanya butuh cara membasmi “virus-virus” negative thinking dalam menulis.

Lantas, bagaimana cara terefektif menghilangkan pikiran-pikiran negative untuk menulis? Mudah kawan! Jawabnya adalah hidupkan nuansa ESW Anda. Insya Allah, Anda segera menjadi seorang penulis best seller untuk diri Anda sendiri. Tertarik dengan ESW saya, lagi-lagi silahkan Anda mengaksesnya, seingat saya, postingan tersebut sebulan yang lalu.

Akhirnya…sampai ketemu pada kesempatan depan. Insya Allah, saya akan menuliskan beberapa cara membangun komitmen menulis, termasuk di dalamnya saya akan jelaskan teori menulis marathon. Mohon doanya biar saya tetap sehat walafiat…

Salam hangat dariku,

Pemerhati kehidupan,

menulis itu sukar?




Positive Thinking dalam Menulis

(Oleh: Rusdin S. Rauf, pemerhati kehidupan)



source


http://rusdin.wordpress.com/2007/09/16/positive-thinking-dalam-menulis/






Beberapa kawan pernah mengatakan pada saya, “Menulis itu susah banget, emang sih teori menulis itu mudah, tapi tak semudah praktiknya.” Mendengar pernyataan itu saya terdiam sesaat.

“Menulis itu mudah kawan!” ujarku dalah hati.

Saya tidak berkomentar apa pun. Saya hanya diam mendengarkan semua curahan isi hatinya. Saya tatap matanya. Tak satu pun kata-kata meluncur dari bibir tipisku ini, kecuali, “Cukup!”

Malam harinya, saya teringat sebuah buku yang mengutarakan betapa mudahnya menulis. Saya lupa judul bukunya. Saya pun mencoba membuka lembaran memori masa silam. Tapi, saya benar-benar lupa.

Akhirnya, tanpa berpikir panjang, kukumpulkan buku-buku yang mengupas seputar permasalahan tulis-menulis. Sepuluh menit waktu yang cukup mengambil bukuku yang terpajang di rak lemari. Saya sengaja meletakkannya di tempat yang mudah terlihat supaya menjadi motivasi bagiku untuk terus menulis. Saya kumpulkan semuanya. Jumlahnya tak kurang dari lima belas buku. Kulihat buku-buku itu: 6 langkah jitu agar tulisan anda makin hidup dan enak dibaca karya Wahyu Wibowo, Dunia Katanya ustad Fauzi Adhim, Quantum Writing Hernowo, Creative writing-nya AS Laksana, biografikarier-nya Laura Ingalls Wilder, sampai pada buku yang terakhir: biografikarier-nya Stephen King.

Mataku tertuju pada buku yang terakhir itu. Seolah-olah sinyal-sinyal memori masa laluku kembali membaik. Kubuka berlahan-lahan buku itu. Oh my good, thanks banget. Akhirnya usaha buka-bukaan pada malam itu tak sia-sia, kutemukan apa yang kucari. Mau? Berikut kutipannya:

Terbebas dari beban mencari pekerjaan tambahan untuk menafkahi keluarganya, Stephen membuat rutinitas menulis yang dia ikuti secara ketat selama bertahun-tahun…[semenjak awal kariernya sebagai penulis pemula]. Pada pagi hari, setelah berjalan-jalan jauh, dia menulis selama kira-kira tiga jam…[ini yang saya sebut: menulis marathon], siang harinya, selain menghadapi urusan bisnis dan korespondensi, dia biasanya mencurahkah beberapa jam menuangkan gagasan untuk proyek buku berikutnya. Selain itu, ia menyediakan beberapa jam sehari untuk membaca karya-karya pengarang favorit yang baru maupun lama… Jarang dia melanggar jadwalnya bahkan pada hari ulang tahunnya ataupun natal. (biografikarier Stephen King, hal. 70)

Wow, luar biasa, bukan? Ternyata, satu kesimpulan yang kudapatkan, menulis itu mudah. Kok bisa? Ya bisa dong! Mungkin kesulitan yang Anda alami itu karena keterbatasan diri Anda. Maaf, maksud saya keterbatasan cara Anda berfikir. Begini…ketika Anda berfikir bahwa menulis itu susah, maka Anda pun menjadikan kegiatan tulis menulis itu sebagai kegiatan yang amat sangat membosankan. Anda muak menulis. Bahkan, yang paling menyakitkan, Anda tak pernah memulai menulis. Yang ada hanyalah pengeluhan-pengeluhan yang tak pernah berujung.

Coba Anda baca kembali kutipan saya di atas! Apa kesimpulan Anda? Ternyata, menulis itu membutuhkan keseriusan, membutuhkan komitmen, dan membutuhkanpositive thinking, bukan? Bayangkan saja, kalau para penulis hebat seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, JK. Rowling, Thomas Armstrong, Ian Marshal, dll tidak memiliki positive thinking, boleh jadi karya-karya mereka tak kunjung ada dipasaran.

Memang benar, menulis membutuhkan bakat. Saya sangat amat setuju. Tapi, hasil pembacaan saya dari beberapa biografi penulis hebat di atas, mereka tergerak menulis bukan karena mereka menyadari bahwa mereka memiliki bakat. Oh, tidak kawan. Justru mereka terusik oleh tuntunan jiwa untuk berkarya, untuk mencerahkan, dan untuk mencerdaskan orang lain. Tujuan-tujuan mulia itulah yang menghantarkan mereka ke pintu kejayaan personal maupun kejayaan publik. Inilah yang saya senang menyebutnya Emotional Spiritual Writing (ESW).

Apa itu ESW? Anda tertarik? Silahkan baca postingan saya beberapa bulan lalu. Di situ sudah saya uraikan sedikit mengenai konsep ESW.

Kembali ke kawan saya tadi. Saya tidak hendak memojokkannya. Sungguh tidak. Dia benar. Boleh jadi, ia berfikir seperti itu (menulis itu sukar) karena sebabhistorical atau sebab budaya lingkungan yang membentuk karakternya. Jadi, salah siapa? Tidak ada yang salah atau yang benar. Yang ada hanyalah kesalahan dalam memandang sebuah permasalahan. Itulah sumber malapetaka terbesar dalam hidup Anda (termasuk saya tentunya).

Tapi, jangan khawatir! Anda punya banyak waktu membenahi semuanya. Anda punya segudang kesempatan mengubah sudut pandang berfikir Anda. Anda hanya butuh cara membasmi “virus-virus” negative thinking dalam menulis.

Lantas, bagaimana cara terefektif menghilangkan pikiran-pikiran negative untuk menulis? Mudah kawan! Jawabnya adalah hidupkan nuansa ESW Anda. Insya Allah, Anda segera menjadi seorang penulis best seller untuk diri Anda sendiri. Tertarik dengan ESW saya, lagi-lagi silahkan Anda mengaksesnya, seingat saya, postingan tersebut sebulan yang lalu.

Akhirnya…sampai ketemu pada kesempatan depan. Insya Allah, saya akan menuliskan beberapa cara membangun komitmen menulis, termasuk di dalamnya saya akan jelaskan teori menulis marathon. Mohon doanya biar saya tetap sehat walafiat…

Salam hangat dariku,

Pemerhati kehidupan,

smart heart by Rusdin S Rauf ; dan rahasia bersyukur


sedang baca















===

Kita benar-benar yakin yang hati adalah pusat segala aktiviti seharian kita. Hati yang mengendalikan segala tingkah-laku otak. Otak bekerja mengirimkan mesej tetapi dalam hatilah mesej itu diolah. Ketika hati insan jernih, hati itu mampu menterjemah mesej dengan jelas, terang-benderang dan positif. Namun apabila hati gelap-gelita, proses terjemahan menjadi keruh, emosional dan merosakkan. Tidak hairanlah orang yang hatinya kotor dan mengidap pelbagai penyakit hati, tindak-tanduknya cenderung meresahkan orang bahkan membahayakan dirinya sendiri. Maka, satu-satunya usaha meningkatkan kualiti hidup, fikiran dan emosi manusia, perlu bermula daripada hati. Usaha mengekalkan hati yang bersih dan membersihkan hati yang kotor. Daripada hati yang suci ini, lahir insan baru yang cerdas fikirannya, baik prasangkanya dan positif pula perbuatannya. Buku Smart Heart ini mengadunkan sumber agama dan penelitian psikologi dalam bidang multiple intelligences dengan cara yang bukan sahaja menyentuh jiwa, malah mengetuk minda. Smart Heart menunjukkan yang jiwa, minda malahan fizikal dikawal hati. Apabila hati itu keras, dia tuan, kita hamba. Apabila dia lembut, kita menjadi tuan dan dia pula pembantunya. Smart Heart berbicara perihal melembutkan hati. Bukan satu, tetapi tujuh cara yang didedahkan di dalam buku ini: * Melembutkan hati secara cerdas emosi * Melembutkan hati secara cerdas spiritual * Melembutkan hati secara cerdas sosial * Melembutkan hati secara cerdas linguistik * Melembutkan hati secara cerdas fizikal * Melembutkan hati secara cerdas muzikal * Melembutkan hati secara cerdas visual * Melembutkan hati secara cerdas logik-matematik Apabila hati berjaya dilembutkan, bermulalah titik-tolak meraih kejayaan dan kebahagiaan di dunia serta akhirat.




===

Buku yang penuh tafsir religi, penelitian psikologi (multiple intelligences) dan dikemas dengan gaya-tutur panduan dan metodis (motivatif-inspiratif) ini menyajikan “menu-menu lezat”guna melembutkan hati sebagai titik tolak utama meraih kesuksesan dan kebahagiaan sejati selama-lamanya dalam kehidupan Anda, baik di dunia, dan apalagi di akhirat:

Melembutkan Hati secara Cerdas Emosi

Melembutkan Hati secara Cerdas Spiritual

Melembutkan Hati secara Cerdas Linguistik

Melembutkan Hati secara Cerdas Fisik

Melembutkan Hati secara Cerdas Musikal

Melembutkan Hati secara Cerdas Visual

Melembutkan Hati secara Cerdas Logis-Matematis



smart heart


Smart heart buah pena dari Rusdin M. Rauf
Ditulis dengan hati yang tulus dan bersih
Generasi muda islam yang aktif dan kreatif
Berpikiran maju dan selalu berbuat amal shalih
Wassalam, semoga bermanfaat dan menambah inspirasi.






Agar Bisa Menjadi Kaya dan Bahagia Secara Kuantum)

Syukur merupakan salah satu akhlak hamba kepada Allah Swt. Syukur hamba yang sejati karenanya harus meliputi dari tiga hal sekaligus, yakni syukur dengan hati sebagai makrifat dan mahabbah kepada-Nya, syukur dengan lisan untuk memuji keagungan-Nya (dzikrullah), dan syukur dengan seluruh anggota badan untuk menggunakan segala nikmat dari-Nya sebagai sarana menjalankan ketaatan dan menahan diri dari maksiat pada-Nya.
Jika ketiga dimensi syukur tersebut bisa diwujudkan secara holistik, buku ini menjanjikan bahwa Anda tidak hanya akan memperoleh kekuatan cahaya spiritual dalam jiwa, melainkan juga kekuatan hati dan pikiran, serta mampu membukakan limpahan rezeki dari arah yang benar-benar tak terduga!

Buku ini secara detil dan kuat merangsang siapa pun untuk mengamalkan syukur secara kuantum, sebab dengan metode syukur itulah Anda akan meraih kekuatan syukur yang sesungguhnya. Maka bersiaplah menjelma orang kaya dan bahagia (dunia-akhirat) dengan cara-cara kuantum syukur yang amat menakjubkan.

Baca dan resapi buku ini, insya Allah, Anda akan dapati bagaimana menjadi hamba yang kaya dan bahagia melalui kekuatan syukur.




====

Berikut karya-karya saya yang sudah dan akan terbit:

  • SMART HEART: Rahasia Melembutkan Hati, Menuju Kesuksesan dan Kebahagiaan Hidup Selama-lamanya! (Diva Press, 2008, Yogyakarta)
  • Quantum Istiqamah: Metode Mengkolaborasikan Kekuatan Pikiran, Perasaan, dan Tindakan (Diva Press, 2008, Yogyakarta)
  • Keajaiban Tahajud: Cara Tepat Jadi Kaya dan Bahagia (Qultum Media, 2008, Jakarta)
  • Nggak Juara, Nggak Oke! (Smart Media, 2007, Solo)
  • Seandainya Saya Istri Aa Gym, saya tulis bersama M. Shodiq Mustika, dkk (hikmah Mizan, 2007, Jakarta)
  • Nikmatnya Kematian (akan terbit, bersama M. Shodiq Mustika)
  • Rengkuh Ruh Shalat (akan terbit, bersama M. Shodiq Mustika)
  • Shalat SMART for Teens: Mencerdaskan dan Melejitkan Potensi Diri (akan terbit)
  • Belajar SKS, Nggak Ada Salahnya Lho…(Akan terbit)
  • THE TRUE SECRET: 9 Keajaiban Keseharian Muhammad SAW (akan terbit)
  • Quranic Law Of Attraction (Hikmah Mizan, insya Allah awal april 2008)
  • TRANSFORMASI TAKDIR: Dengan Mengaktifkan Gen-Gen Positif Anda, sedang saya tulis (penerbit yang berminat silahkan hubungi saya).






Related Posts with Thumbnails