Friday 29 October 2010

A very emotional Friday lecture : Surah Al-Anbiya 47


Al-Anbiya
And We shall set up balances of justice on the Day of Resurrection, then none will be dealt with unjustly in anything. And if there be the weight of a mustard seed, We will bring it. And Sufficient are We to take account. (47)


Al-Anbiya
We shall set up scales of justice for the day of Judgment, so that not a soul will be dealt with unjustly in the least. And if there be (no more than) the weight of a mustard seed, We will bring it (to account): and enough are We to take account. (47)


Al-Isra
And We have fastened every man's deeds[] to his neck, and on the Day of Resurrection, We shall bring out for him a book which he will find wide open. (13) (It will be said to him): "Read your book. You yourself are sufficient as a reckoner against you this Day." (14) Whoever goes right, then he goes right only for the benefit of his ownself. And whoever goes astray, then he goes astray to his own loss. No one laden with burdens can bear another's burden. And We never punish until We have sent a Messenger (to give warning). (15)

In the Name of Allah, The Most Beneficent, The Most Merciful.
All praise is due to Allah.
May Allah send His peace and blessings upon the beloved Messenger (SAW) and upon his companions, his family, and all who follow his guidance until the Day of Judgment.

A very emotional Friday lecture by Sheikh Muhammad Hassan, May Allah be pleased with him.



Sheikh Muhammad Hassan -

You Will Be Your Own Worst Enemy



Read Quran Online : Surat Al-Jaathiyah 1 -37

http://iium.edu.my/deed/quran/malay/45.html


Surat Al-Jaathiyah



[1]
Haa, Miim.
[2]
Turunnya Al-Quran ini, dari Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.
[3]
Sesungguhnya pada langit dan bumi terdapat tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
[4]
Dan pada kejadian diri kamu sendiri, serta (pada kejadian) segala binatang yang dibiakkanNya, terdapat juga tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang meyakininya.
[5]
Dan (pada) pertukaran malam dan siang silih berganti, dan juga (pada) rezeki yang diturunkan oleh Allah dari langit, lalu Ia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya, serta (pada) peredaran angin, (semuanya itu mengandungi) tanda-tanda (yang membuktikan keesaan Allah, kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, serta keluasan rahmatNya) bagi kaum yang mahu menggunakan akal fikiran.
[6]
Itulah ayat-ayat penerangan Allah yang kami bacakan kepadamu (wahai Muhammad) kerana menegakkan kebenaran; maka dengan perkataan yang manakah lagi mereka hendak beriman, sesudah penerangan Allah dan tanda-tanda kekuasaanNya (mereka tidak mahu memahami dan menelitinya)?
[7]
Kecelakaanlah bagi tiap-tiap pendusta yang berdosa, -
[8]
Yang mendengar ayat-ayat penerangan Allah sentiasa dibacakan kepadanya, kemudian dia terus berlagak sombong (enggan menerimanya), seolah-olah ia tidak mendengarnya; oleh itu gembirakanlah dia dengan azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
[9]
Dan apabila sampai ke pengetahuannya sesuatu dari ayat-ayat penerangan Kami, ia menjadikannya ejek-ejekan; mereka yang demikian keadaannya, akan beroleh azab yang menghina.
[10]
Di hadapan mereka (di akhirat kelak) ada neraka Jahannam (yang disediakan untuk mereka), dan apa jua yang mereka usahakan, tidak dapat menyelematkan mereka sedikit pun; demikian juga yang mereka sembah atau puja selain Allah, tidak dapat memberikan sebarang perlindungan; dan (kesudahannya) mereka akan beroleh azab seksa yang besar.
[11]
Al-Quran ini ialah hidayah petunjuk yang cukup lengkap; dan orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat penerangan Tuhannya, mereka akan beroleh azab dari jenis azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
[12]
Allah yang memudahkan laut bagi kegunaan kamu, supaya kapal-kapal belayar padanya dengan perintahNya, dan supaya kamu mencari rezeki dari limpah kurniaNya, dan juga supaya kamu bersyukur.
[13]
Dan Ia memudahkan untuk (faedah dan kegunaan) kamu, segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, (sebagai rahmat pemberian) daripadaNya; sesungguhnya semuanya itu mengandungi tanda-tanda (yang membuktikan kemurahan dan kekuasaanNya) bagi kaum yang memikirkannya dengan teliti.
[14]
Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang yang beriman: hendaklah mereka memaafkan (kejahatan dan gangguan) orang-orang yang tidak menaruh ingatan kepada hari-hari (pembalasan yang telah ditentukan) Allah; (disuruh berbuat demikian), kerana Allah akan memberi kepada satu-satu puak: balasan yang patut dengan apa yang mereka telah usahakan.
[15]
(Tiap-tiap balasan berdasarkan kaedah): Sesiapa yang mengerjakan amal soleh, maka faedahnya akan terpulang kepada dirinya sendiri; dan sesiapa yang berbuat kejahatan, maka bahayanya akan menimpa dirinya sendiri; kemudian kamu akan dikembalikan kepada Tuhan kamu.
[16]
Dan demi sesungguhnya, Kami telah memberi kepada Bani Israil Kitab Taurat, dan pangkat kehakiman serta pangkat kenabian; dan Kami telah kurniakan mereka benda-benda yang baik-baik, serta Kami lebihkan (nenek moyang) mereka di atas orang-orang yang ada pada zamannya.
[17]
Dan lagi Kami telah berikan mereka keterangan-keterangan yang jelas nyata mengenai perkara ugama; maka mereka tidak berselisihan (dalam perkara ugama itu) melainkan setelah sampai kepada mereka ajaran-ajaran yang memberi mereka mengetahui (apa yang baik dan yang sebaliknya; berlakunya yang demikian) kerana hasad dengki yang ada dalam kalangan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan menghukum di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
[18]
Kesudahannya Kami jadikan engkau (wahai Muhammad dan utuskan engkau) menjalankan satu Syariat (yang cukup lengkap) dari hukum-hukum ugama; maka turutlah Syariat itu, dan janganlah engkau menurut hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (perkara yang benar).
[19]
Sesungguhnya mereka tidak sekali-kali akan dapat menyelamatkanmu sedikitpun dari (azab) Allah (kalau engkau menurut mereka); dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu setengahnya menjadi penolong dan penyokong bagi setengahnya yang lain (dalam perkara yang salah); dan (sebaliknya) Allah menjadi penolong dan pelindung bagi orang-orang yang bertaqwa (yang engkaulah pemimpinnya).
[20]
Al-Quran ini menjadi panduan-panduan yang membuka matahati manusia, dan menjadi hidayah petunjuk serta membawa rahmat bagi kaum yang meyakini (kebenarannya).
[21]
Patutkah orang-orang yang melakukan kejahatan menyangka bahawa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dengan menyamakan keadaan (mereka semua) semasa mereka hidup dan semasa mereka mati? Buruk sungguh apa yang mereka hukumkan itu.
[22]
Dan (ingatlah), Allah menciptakan langit dan bumi dengan cara yang sungguh layak dan berhikmat (untuk membuktikan keesaanNya dan keadilanNya), dan supaya tiap-tiap diri diberi balasan dengan apa yang mereka telah kerjakan (baik atau jahat), sedang mereka tidak dikurangkan balasannya sedikitpun.
[23]
Dengan yang demikian, bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad) terhadap orang yang menjadikan hawa nafsunya: tuhan yang dipatuhinya, dan ia pula disesatkan oleh Allah kerana diketahuiNya (bahawa ia tetap kufur ingkar), dan dimeteraikan pula atas pendengarannya dan hatinya, serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah lagi yang dapat memberi hidayah petunjuk kepadanya sesudah Allah (menjadikan dia berkeadaan demikian)? Oleh itu, mengapa kamu (wahai orang-orang yang ingkar) tidak ingat dan insaf?
[24]
Dan mereka berkata: "Tiadalah hidup yang lain selain daripada hidup kita di dunia ini. Kita mati dan kita hidup (silih berganti); dan tiadalah yang membinasakan kita melainkan edaran zaman". Pada hal mereka tidak mempunyai sebarang pengetahuan tentang hal itu; mereka hanyalah menurut sangkaan semata-mata.
[25]
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat keterangan Kami yang jelas nyata (mengenai soal hidup semula sesudah mati), tidaklah ada hujah mereka (untuk menolak kebenarannya) selain daripada berkata: "Bawakanlah datuk nenek kami (hidup semula) kalau betul kami orang-orang yang benar!"
[26]
Katakanlah (wahai Muhammad): "Allah yang menghidupkan kamu, kemudian Ia akan mematikan kamu, setelah itu Ia akan menghimpunkan kamu (dalam keadaan hidup semula) pada hari kiamat - (hari) yang tidak ada sebarang syak tentang kedatangannya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (ketetapan itu)".
[27]
Dan bagi Allah jualah kuasa pemerintahan langit dan bumi; dan ketika berlakunya hari kiamat, pada saat itulah ruginya orang-orang yang berpegang kepada perkara yang salah.
[28]
Dan (pada hari kiamat) engkau akan melihat tiap-tiap umat berlutut (dalam keadaan cemas dan menunggu panggilan); tiap-tiap umat diseru untuk menerima kitab suratan amalnya (serta dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini kamu akan dibalas menurut apa yang kamu telah kerjakan!
[29]
"Inilah surat (tulisan malaikat) Kami, ia memberi keterangan terhadap kamu dengan yang benar, kerana sesungguhnya Kami telah (perintahkan malaikat) menulis segala yang kamu telah lakukan (di dunia dahulu)!"
[30]
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal soleh, maka mereka akan dimasukkan oleh Tuhan mereka ke dalam rahmatNya; yang demikian itu ialah kemenangan yang besar.
[31]
Adapun orang-orang yang kafir, (maka mereka akan ditempelak dengan dikatakan kepada mereka): "Bukankah ayat-ayatku telah disampaikan dan dibacakan kepada kamu, lalu kamu berlaku sombong takbur (mengingkarinya), serta menjadi kaum yang sentiasa melakukan kesalahan?
[32]
"Dan apabila dikatakan (kepada kamu): ` Sesungguhnya janji Allah (membalas amal kamu) adalah benar, dan hari kiamat tidak ada sebarang syak tentang kedatangannya ', kamu berkata: ` Kami tidak mengetahui apa dia hari kiamat itu; kami hanya mengira (kemungkinannya) sebagai sangkaan jua, dan kami tidak sekali-kali meyakininya '."
[33]
Dan (pada ketika itu) ternyatalah kepada mereka balasan kejahatan-kejahatan yang mereka telah lakukan, serta mereka diliputi oleh azab yang mereka ejek-ejek itu!
[34]
Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami tidak hiraukan kamu (menderita di dalam azab seksa) sebagaimana kamu tidak hiraukan persediaan untuk menemui hari kamu ini; dan tempat kamu ialah neraka, dan kamu tidak akan beroleh sesiapapun yang dapat memberikan pertolongan.
[35]
"(Balasan buruk) yang demikian ini ialah kerana kamu telah menjadikan ayat-ayat keterangan Allah sebagai ejek-ejekan, dan kerana kamu telah membiarkan diri kamu diperdayakan oleh kehidupan dunia". Maka pada hari itu mereka tidak akan dikeluarkan dari neraka, dan mereka tidak diberi peluang untuk bertaubat (memperbaiki kesalahannya).
[36]
(Demikianlah ajaran dan peringatan Allah Yang Maha Adil) maka bagi Allah jualah tertentu segala pujian, Tuhan yang mentadbirkan langit, dan Tuhan yang mentadbirkan bumi, - Tuhan sekalian alam.
[37]
Dan bagiNyalah keagungan dan kekuasaan di langit dan di bumi; dan dia lah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.






Al-Jathiya
In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful
Hâ¬Mîm [These letters are one of the miracles of the Qur'ân and none but Allâh (Alone) knows their meanings]. (1) The revelation of the Book (this Qur'ân) is from Allâh, the All-Mighty, the All-Wise. (2) Verily, in the heavens and the earth are signs for the believers. (3) And in your creation, and what He scattered (through the earth) of moving (living) creatures are signs for people who have Faith with certainty. (4)And in the alternation of night and day, and the provision (rain) that Allâh sends down from the sky, and revives therewith the earth after its death, and in the turning about of the winds (i.e. sometimes towards the east or north, and sometimes towards the south or west, sometimes bringing glad tidings of rain, etc. and sometimes bringing the torment), are signs for a people who understand. (5) These are the Ayât (proofs, evidences, verses, lessons, revelations, etc.) of Allâh, which We recite to you (O Muhammad SAW) with truth. Then in which speech after Allâh and His Ayât will they believe? (6) Woe to every sinful liar, (7) Who hears the Verses of Allâh (being) recited to him, yet persists with pride as if he heard them not. So announce to him a painful torment! (8) And when he learns something of Our Verses (this Qur'ân), he makes them a jest. For such there will be a humiliating torment. (9) In front of them there is Hell, and that which they have earned will be of no profit to them, nor (will be of any profit to them) those whom they have taken as Auliyâ' (protectors, helpers) besides Allâh. And theirs will be a great torment. (10) This (Qur'ân) is a guidance. And those who disbelieve in the Ayât (proofs, evidences, verses, lessons, signs, revelations) of their Lord, for them there is a painful torment of Rijz (a severe kind of punishment). (11) Allâh it is He Who has subjected to you the sea, that ships may sail through it by His Command, and that you may seek of His Bounty, and that you may be thankful, (12) And has subjected to you all that is in the heavens and all that is in the earth; it is all as a favour and kindness from Him. Verily, in it are signs for a people who think deeply. (13) Say (O Muhammad SAW) to the believers to forgive those who (harm them and) hope not for the Days of Allâh (i.e. His Recompense), that He may recompense people according to what they have earned (i.e. to punish these disbelievers, who harm the believers).[] (14) Whosoever does a good deed, it is for his ownself, and whosoever does evil, it is against (his ownself). Then to your Lord you will be made to return. (15) And indeed We gave the Children of Israel the Scripture, and the understanding of the Scripture and its laws, and the Prophethood; and provided them with good things, and preferred them above the 'Alamîn (mankind and jinn of their time, during that period), (16) And gave them clear proofs in matters [by revealing to them the Taurât (Torah)]. And they differed not until after the knowledge came to them, through envy among themselves. Verily, Your Lord will judge between them on the Day of Resurrection about that wherein they used to differ. (17) Then We have put you (O Muhammad SAW) on a (plain) way of (Our) commandment [like the one which We commanded Our Messengers before you (i.e. legal ways and laws of the Islâmic Monotheism)]. So follow you that (Islâmic Monotheism and its laws), and follow not the desires of those who know not. (Tafsir At-Tabarî) (18) Verily, they can avail you nothing against Allâh (if He wants to punish you). Verily, the Zâlimûn (polytheists, wrong-doers) are Auliyâ' (protectors, helpers) of one another, but Allâh is the Walî (Helper, Protector) of the Muttaqûn (pious - see V.2:2). (19) This (Qur'ân) is a clear insight and evidence for mankind, and a guidance and a mercy for people who have Faith with certainty[]. (20) Or do those who earn evil deeds think that We shall hold them equal with those who believe (in the Oneness of Allâh — Islâmic Monotheism) and do righteous good deeds, in their present life and after their death? Worst is the judgement that they make. (21) And Allâh has created the heavens and the earth with truth, in order that each person may be recompensed what he has earned, and they will not be wronged[]. (22) Have you seen him who takes his own lust (vain desires) as his ilâh (god)? and Allâh knowing (him as such), left him astray, and sealed his hearing and his heart, and put a cover on his sight. Who then will guide him after Allâh? Will you not then remember? (23) And they say: "There is nothing but our life of this world, we die and we live and nothing destroys us except Ad-Dahr (time)[]. And they have no knowledge of it, they only conjecture. (24) And when Our Clear Verses are recited to them, their argument is no other than that they say: "Bring back our (dead) fathers, if you are truthful!" (25) Say (to them): "Allâh gives you life, then causes you to die, then He will assemble you on the Day of Resurrection about which there is no doubt. But most of mankind know not." (26) And to Allâh belongs the kingdom of the heavens and the earth. And on the Day that the Hour will be established — on that Day the followers of falsehood (polytheists, disbelievers, worshippers of false deities) shall lose (everything). (27) And you will see each nation humbled to their knees (kneeling), each nation will be called to its Record (of deeds). This Day you shall be recompensed for what you used to do. (28) This Our Record speaks about you with truth. Verily, We were recording what you used to do (i.e. Our angels used to record your deeds). (29) Then, as for those who believed (in the Oneness of Allâh — Islâmic Monotheism) and did righteous good deeds, their Lord will admit them to His Mercy. That will be the evident success. (30) But as for those who disbelieved (it will be said to them): "Were not Our Verses recited to you? But you were proud, and you were a people who were Mujrimûn (polytheists, disbelievers, sinners, criminals)." (31) And when it was said: "Verily! Allâh's Promise is the truth, and there is no doubt about the coming of the Hour," you said;"We know not what is the Hour, we do not think it but as a conjecture, and we have no firm convincing belief (therein)." (32) And the evil of what they did will appear to them, and that which they used to mock at will completely encircle them. (33) And it will be said: "This Day We will forget you as you forgot the Meeting of this Day of yours. And your abode is the Fire, and there is none to help you." (34) This, because you took the revelations of Allâh (this Qur'ân) in mockery, and the life of the world deceived you. So this Day, they shall not be taken out from there (Hell)[], nor shall they be returned to the worldly life, (so that they repent to Allâh, and beg His Pardon for their sins). (35) So all the praises and thanks be to Allâh, the Lord of the heavens and the Lord of the earth, and the Lord of the 'Alamîn (mankind, jinn and all that exists). (36) And His (Alone) is the Majesty in the heavens and the earth, and He is the All-Mighty, the All-Wise. (37)

Tuesday 26 October 2010

Tafsir Al Quran Surah At-Takwir 81 : 1-7

Tafsir Q.S. At-Takwir 81 : 1-7

Proses kiamat

Kedahsyatan Hari Kiamat. Berdasarkan tafsir Tafsir Q.S. At-Takwir 81 : 1-7, kapankah terjadi ??
Apabila matahari digulung
Dan apabila bintang-bintang berjatuhan
Dan apabila gunung-gunung dihancurkan
Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan
Dan apabila binatang-bintang buas dikumpulkan
Dan apabila lautan dijadikan meluap
Dan apabila ruh-ruh dipersatukan

(Q.S. At-Takwir 81: 1-7)



Apabila matahari digulung

Dr. T. Djamaluddin dalam buku Menjelajah Keluasan Langit; Menembus Kedalaman Al Quran, yang diterbitkan Khazanah Intelaktual, halaman 81-82, menjelaskan bahwa kehancuran total alias kiamat bermula dari berkontraksinya alam semesta. Kalimat Apabila matahari digulung menggambarkan saat alam semesta mulai mengerut. Ketika itulah galaksi-galaksi mulai saling mendekat dan bintang-bintang, termasuk tata surya, saling bertumbukan atau dengan kata jatuh satu sama lain.

Alam semesta makin mengecil, akhirnya semua materi di alam semesta akan runtuh kembali menjadi satu kesatuan seperti pada awal penciptaannya. Inilah yang disebut Big Crunch (keruntuhan besar) sebagai kebalikan dari Big Bang, ledakan besar saat penciptaan alam semesta. Kejadian inilah yang tampaknya digambarkan dalam Surat Al Anbiya ayat 104 dengan mengumpamakan pengerutan alam semesta seperti makin mampatnya lembaran kertas yang digulung. “Pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran buku. Sebagaimana Kami telah memulai awal penciptaannya akan Kami ulangi seperti itu.”

Dan apabila bintang-bintang berjatuhan

Saat matahari terbenam dan kegelapan malam menyelimuti bumi, tataplah ke atas sana. Nun jauh di sana, tampak titik-titik bintang indah menghiasi angkasa. Nun jauh di luar bumi, ada jutaan, bahkan miliaran, galaksi-galaksi bagaikan pulau-pulau yang saling berjauhan yang berpenghuni miliaran bintang.

Matahari adalah salah satu bintang terdekat dan merupakan induk tata surya bermassa sekitar 300.000 kali massa bumi dan berukuran lebih dari sejuta kali besar bumi. Gaya gravitasinya mampu menahan semua anggota tata surya yang sedikitnya terdiri dari 9 planet, sekitar 42 satelit, ratusan ribu asteroid (planet kecil), miliaran komet, dan tak terhingga bongkahan batuan, logam, atau es yang disebut meteoroid yang bertebaran di ruang antarplanet

Matahari hanyalah salah satu bintang berwarna kuning yang berukuran sedang. Padahal, masih ada miliaran bintang yang ukurannya ratusan kali lebih besar dari matahari. Bumi, tempat kita berpijak, hanyalah satu planet kecil di tata surya. Planet Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus berukuran lebih besar daripada planet bumi. (T. Djamaluddin 2006: 28).

Pada ayat ini disebutkan dan apabila bintang-bintang berjatuhan, maksudnya, bahwa miliaran galaksi yang berpenghuni miliaran bintang akan saling bertabrakan dan keseimbangan semesta pun kacau balau. Inilah peristiwa kiamat yang sangat mengerikan.

Dan apabila gunung-gunung dihancurkan

Sejatinya, gunung-gunung itu berfungsi sebagai pasak bumi. “Dan Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak.” (Q.S. An-Naba 78: 6-7). Bisa dibayangkan, apabila kita membangun tenda tanpa pasak, apa yang akan terjadi? Tentu tidak akan kokoh, bukan. Begitupun, bumi tidak akan stabil dan kokoh tanpa gunung-gunung karena gunung berfungsi sebagai pasaknya. Nah, pada saat bintang-bintang berjatuhan dan bertabrakan, sudah dipastikan bumi pun akan mengalami kehancuran total. Hal ini ditegaskan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan.

Tidak sedikit ayat yang menyinggung tentang gunung saat berbicara tentang kiamat. Ini menunjukkan peranan gunung dalam keseimbangan bumi. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat berikut, “Mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, ‘Tuhanku akan menghancurkannya pada hari kiamat dengan sehancur-hancurnya.” (Q.S. Thaha 20: 105) “Dan gunung-gunung akan dihapuskan, hingga jadilah dia fatamorgana.” (Q.S. An-Naba 78: 20)

Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan

Al ‘isyar adalah unta bunting sepuluh bulan. Di kalangan orang Arab, inilah unta yang paling baik dan mahal. Dalam konteks sekarang, tentu bukan unta bunting yang dianggap berharga, namun boleh jadi kendaraan dan perhisan mewah. Pada hari terjadinya kiamat, manusia akan meninggalkan apa pun yang dinilainya berharga, bahkan orang yang dicintainya pun akan ditinggalkannya.

“Pada hari kamu melihat goncangan (kiamat) itu, lalailah wanita yang menyusui dari anak yang disusuinya itu, dan wanita-wanita hamil mengalami keguguran, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk padahal mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah sangat keras.” (Q.S. Al Hajj 22: 2). Pada ayat ini ada penegasan bahwa seorang ibu yang sedang menyusui anaknya akan meninggalkannya karena sangat ketakutan.

Dan apabila binatang-bintang buas dikumpulkan

Insting binatang sangat kuat menangkap isyarat alam. Pada saat alat pendeteksi gempa belum ditemukan, orang-orang dahulu sering menjadikan perilaku binatang sebagai isyarat akan terjadinya suatu pertiwa yang hebat di bumi. Apabila binatang-binatang buas turun dari hutan menuju daratan, ini boleh jadi isyarat akan terjadinya gempa hebat atau gunung meletus.

Dan apabila binatang-binatang buas dikumpulkan adalah isyarat bahwa binatang buas pun sepertinya hilang kebuasannya hingga mereka mau berkumpul. Padahal, sifat asli bianatang buas itu sangat individualis, mereka lebih suka hidup sendiri-sendiri. Namun, saat terjadi kiamat, mereka berkumpul dengan sangat ketakutan. Ini isyarat betapa dasyatnya peristiwa kiamat.

Dan apabila lautan dijadikan meluap

Kata sujjirat pada ayat ini mengandung makna meluap disertai mendidih. Pada hari kiamat, air laut akan meluap disertai mendidih. Mengapa bisa terjadi demikian? Peristiwa ini bisa terjadi ketika matahari membengkak menjadi bintang raksasa merah.

Menurut teori evolusi bintang, matahari kita akan membesar menjadi bintang raksasa merah menjelang kematiannya. Pada saat itu, matahari bersinar sedemikian terangnya hingga lautan akan mendidih dan kering, batuan akan meleleh dan kehidupan akan punah.

Matahari akan terus bertambah besar hingga planet-planet di sekitarnya, Merkurius, Venus, Bumi, Bulan, serta Mars akan masuk ke dalam bola gas matahari. Barangkali kejadian inilah yang diisyaratkan dalam Al Quran sebagai bersatunya matahari dan bulan. “Ketika pemandangan telah kacau balau dan bulan hilang cahayanya; matahari dan bulan disatukan …” (Q.S. Al Qiyamah 55: 7-9). (T. Djamaluddin 2006:81)

Dan apabila roh-roh dipersatukan

Ustadz Sayyid Quthb dalam tafsir Ad-Dzilal menyebutkan bahwa ayat ini paling tidak mengandung dua makna.

Pertama, bisa jadi yang dimaksud dan apabila ruh-ruh dipersatukan adalah dipersatukan roh-roh itu dengan jasadnya sesudah dikembalikan penciptaannya. Maksudnya, semua manusia yang sudah mati, bahkan tulang belulangnya pun telah menjadi tanah, akan dikembalikan pada bentuk aslinya dan disatukan kembali dengan rohnya.

Melakukan hal ini bagi Allah swt. tidaklah sulit, “Dan dialah yang menciptakan dari permulaan, kemudian mengembalikannya kembali, dan menghidupkannya kembali adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan milik-Nya sifat Maha Tinggi di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa Maha Bijaksana.” (Q.S. Ar-Rum 30: 27)

Kedua, bisa jadi yang dimaksud dengan dan apabila roh-roh dipersatukan adalah akan dihimpunnya setiap kelompok roh-roh yang sejenis dalam satu kelompok tertentu, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.
“Dan kamu menjadi tiga golongan, yaitu golongan kanan. Alangkah mulia golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah sengsara golongan kiri itu. Dan orang-orang beriman paling dahulu. Mereka itulah yang didekatkan pada Allah. Berada dalam surga kenikmatan.” (Q.S. Al Waqi’ah 56: 7-12)

Menurut ayat ini, pada hari kiamat roh-roh akan dihimpun dalam tiga kelompok.

Pertama, Kelompok Kanan adalah kelompok yang mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan

Kedua, Kelompok Kiri adalah kelompok yang mendapatkan kehinaan dan kesangsaraan

Ketiga, Kelompok Muqarrabin adalah kelompok yang mendapatkan pengormatan untuk didekatkan dengan Allah. Mereka bukan hanya mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan, namun juga posisinya didekatkan dengan Allah swt.

Dua macam penafsiran yang dikemukakan Ustadz Sayyid Quthb bisa diterima karena berlandaskan pada alasan-alasan yang bersumber dari Al Quran. Maksudnya, kita bisa menafsirkan ayat dan apabila roh-roh dipersatukan dengan dipersatukannya roh dengan jasad. Atau bisa juga bermakna, dikumpulkannya roh-roh manusia berdasarkan kelompok kualitasnya.

Penulis lebih cenderung menggunakan dua tafsir tersebut secara berbarengan alias kedua tafsir itu bisa diterima.

Wallahu a’lam.

benefits of Surah al Waqiah (56)


video ceramah :

http://juzquran.blogspot.com/2010/09/khasiat-surah-dalam-al-quran-al-waqiah.html

http://juzquran.blogspot.com/2010/09/khasiat-surah-dalam-al-quran-al-waqiah.html

http://read-quran-online.blogspot.com/2010/02/surah-al-waqiah.html



The benefits of Surah al Waqiah (56)

1. The Prophet said, ‘Whoever recites surah al Waqiah at night would never encounter poverty’ [Ibn Sunni 620]

2. The Prophet said, ‘Surah al Waqiah is the Surah of Wealth, so recite it and teach it to your children’[Ibn Asakir]



==


Ubay bin Ka’b berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa
yang membaca surat Al-Wâqi’ah, ia akan dicatat tidak tergolong pada
orang-orang yang lalai.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).

Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Waqi’ah, ia tidak akan tertimpa oleh
kefakiran selamanya.” .” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat
Al-Waqi’ah pada malam Jum’at, ia akan dicintai oleh Allah, dicintai oleh
manusia, tidak melihat kesengsaraan, kefakiran, kebutuhan, dan
penyakit dunia; surat ini adalah bagian dari sahabat Amirul Mukimin (sa)
yang bagi beliau memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi oleh yang
lain.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang merindukan
surga dan sifatnya, maka bacalah surat Al-Waqi’ah; dan barangsiapa yang
ingin melihat sifat neraka, maka bacalah surat As-Sajadah.” (Tsawabul
A’mal, hlm 117).

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat
Al-Waqi’ah sebelum tidur, ia akan berjumpa dengan Allah dalam keadaan
wajahnya seperti bulan purnama.” (Tsawabul A’mal, halaman 117).

Surat Al-Waqi’ah adalah salah satu yang
dikenal sebagai surat penuh berkah. Keberkahannya mampu melenyapkan
kemiskinan dan mendatangkan rejeki bagi siapa saja yang membacanya
dengan rutin.

Dalam beberapa riwayat, diungkapkan
bahwa Rosulullah bersabda:

  1. Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, maka kemiskinan
    tidak akan menimpa dirinya untuk selamanya
  2. Surat Al-Waqi’ah adalah surat kekayaan, maka bacalah surat itu dan
    ajarkan kepada anak-anak kalian
  3. Ajarkanlah istri kalian surat Al-Waqi’ah, karena sesungguhnya surat
    itu adalah surat kekayaan.

===



video ceramah :

http://juzquran.blogspot.com/2010/09/khasiat-surah-dalam-al-quran-al-waqiah.html

http://juzquran.blogspot.com/2010/09/khasiat-surah-dalam-al-quran-al-waqiah.html

http://read-quran-online.blogspot.com/2010/02/surah-al-waqiah.html

Read Quran Surah Shod: 29 “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supay

QS. Shod: 29

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”


source

http://www.belajarislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=148:keutamaan-belajar-tafsir-al-quran&catid=25:belajar-alquran&Itemid=27

Keutamaan Belajar Tafsir Al-Qur’an



Keutamaan Belajar Tafsir Al-Qur’an

Ingin tahu tafsir Al-Qur'an? Sebarapa penting ilmu ini dan keutamaan-keutamaannya? Artikel berikut akan membahas pengantar dari macam-macam ilmu Tafsir Al-Qur'an.

Sesungguhnya hal yang paling berhak diperhatikan ilmunya dan dicapai puncak ma'rifatnya, adalah ilmu yang diridhoi Allah dan yang menunjukkan jalan yang benar kepada pemiliknya. Yang itu semua terdapat dalam Kitabullah, yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Turun dari-Nya tanpa kebimbangan di dalamnya.

Setiap pembacanya akan menemukan gudang yang berlimpah dan pahala yang agung. Tidak ada kebatilan di hadapan dan di belakangnya. Diturunkan oleh Yang Mahabijaksana dan Maha Terpuji.

Dialah Al-Qur'an yang merupakan tali Allah yang kokoh, peringatan yang penuh hikmah, jalan yang lurus, tidak diselewengkan oleh hawa nafsu, tidak tercampur lisan-lisan manusia, tak usang walau diulang-ulang, tidak habis keajaibannya, tidak puas-puasnya para ulama mengambil kandungannya.

Barangsiapa yang berucap dengannya akan benar, barangsiapa yang mengamalkannya dijanjikan dengan pahala, barangsiapa yang berhukum dengannya akan adil, barangsiapa yang menyeru kepadanya akan ditunjukkan oleh Allah ke jalan yang lurus, barangisapa yang meninggalkannya karena kesombongan akan dibinasakan oleh Allah dan barangsiapa yang mencari petunjuk selainnya akan disesatkan oleh Allah. Allah berfirman,

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang amat sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.

Berkatalah ia, "Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah orang yang melihat?".

Allah berfirnan, "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini, kamupun dilupakan." (QS. Thoha: 123 - 126)1

Pentingnya Ilmu Tafsir

Tidaklah Allah menurunkan Al-Qur'an Al-Karim kepada manusia melainkan agar mereka memahaminya, memikirkan dan mengamalkannya. Allah Ta'ala berfirman,

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shod: 29)

Ibnu Jarir Ath-Thobari berkata,

“Di dalam hasungan Allah kepada hamba-hamba-Nya agar mereka mengambil ibroh dari ayat-ayat Al-Qur'an terpadat perintah yang mewajibkan mereka mengetahui tafsir ayat-ayat yang mampu diketahui oleh manusia.”2

Ibnu Mas'ud berkata,

“Sungguh seseorang di antara kami (sahabat) jika mempelajari sepuluh ayat dari Al-Qur'an tidak akan melampauinya sampai dia mengetahui maknanya dan mengamalkannya.”3

Dan merupakan hal yang dimaklumi bahwa yang dimaksud dengan setiap perkataan adalah pemahaman makna-maknanya, bukan sekedar lafadznya. Maka Al-Qur'an lebih berhak untuk dipahami daripada semua perkataan.4

Sa'id bin Jubair berkata,

“Barangsiapa membaca Al-Qur'an kemudian tidak tahu tafsirnya, maka seakan-akan dia seperti orang buta atau orang badui (Arab gunung).”5

Dan Allah telah mencela ahli kitab karena mereka berpaling dari kitabullah yang diturunkan kepada mereka. Mereka sibuk mengurusi dunia dan mengumpulkannya. Maka wajib bagi kita kaum muslimin untuk berhenti dari apa yang dicela oleh Allah dan melaksanakan perintah-Nya untuk mempelajari kitabullah dan memahaminya. Allah berfirnan,

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)

Imam Suyuthi berkata, "Para ulama telah sepakat bahwa ilmu tafsir termasuk dari fardhu-fardhu kifayah."6

Dengan ungkapan senada, Al-Anshori berkata, "Pekerjaan yang paling mulia untuk digeluti manusia adalah tafsir Al-Qur'an."7

Catatan Kaki

...1 Majmu' Fatawa 13/330.

...2 Tafsir Thobari: 1/161.

...3 Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya 1/60 dengan sanad yang shahih.

...4 Majmu' Fatawa: 13/332.

...5 Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya 1/60 dengan sanad hasan.

...6 Al-Itqon fi Ulumil Qur'an: 2/385.

...7 Dinukil oleh Suyuthi dalam Al-Itqon: 2/386.

Dikutip dari majalah Al Furqon 01/II/1424H hal 16 - 17

Sunday 24 October 2010

Read Quran : Ayat Kursi English Transileration


Read Quran : Ayat Kursi English Transileration

Learn Ayat Kursi at :



Bismillahir-Rahmanir-Raheem

Allahu la ilaha illa Huwa, Al-Haiyul-Qaiyum
La ta'khudhuhu sinatun wa la nawm,
lahu ma fis-samawati wa ma fil-'ard
Man dhal-ladhi yashfa'u 'indahu illa bi-idhnihi
Ya'lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum,
wa la yuhituna bi shai'im-min 'ilmihi illa bima sha'a
Wasi'a kursiyuhus-samawati wal ard,
wa la ya'uduhu hifdhuhuma Wa Huwal 'Aliyul-Adheem


In the Name of Allâh, the Most Gracious, the Most Merciful.

"Allah! There is no god but He - the Living, The Self-subsisting, Eternal. No slumber can seize Him Nor Sleep. His are all things In the heavens and on earth. Who is there can intercede In His presence except As he permitteth? He knoweth What (appeareth to His creatures As) Before or After or Behind them. Nor shall they compass Aught of his knowledge Except as He willeth. His throne doth extend Over the heavens And on earth, and He feeleth No fatigue in guarding And preserving them, For He is the Most High. The Supreme (in glory)."
(This Verse 2:255 is called Ayat al-Kursi)





READ SURAH AL KAHF WITH TRANSLITERATION

READ SURAH AL KAHF WITH TRANSLITERATION







READ SURAH AL KAHF WITH TRANSLITERATION (PART 02)





READ SURAH AL KAHF WITH TRANSLITERATION (PART 03)



Related Posts with Thumbnails